Minggu, 24 April 2011

KELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA “RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN” UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING

Studi laboratorium tentang kelakuan fasa campuran fluida reservoir dan fluida injeksi dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis bahan kimia surfaktan diantaranya ABS (Alkyl Benzene Sulfonate), RSPO10, Emulgen, FAEL (Fatty Alcohol Ethoxylated), Fatty Alcohol, Polyethylene Glycol, dan SLS (Sodium Ligno Sulfonate), serta beberapa jenis co-surfaktan alkohol yaitu: IPA, IBA, dan IAA.

Surfaktan dan co-surfaktan tersebut di atas masing-masing dilarutkan pada beberapa jenis air injeksi dengan berbagai variasi konsentrasi, yang kemudian masing-masing dicampur dengan fluida reservoir (minyak dan air formasi). Beberapa formula campuran telah dibuat untuk memperoleh rancangan fluida injeksi yang optimal untuk dapat diimplementasikan di sebuah lapangan minyak yang telah dilakukan injeksi air. Rancangan tersebut diutamakan dapat menurunkan tegangan antar muka (ultra-low interfacial tention) antara fluida pendorong dan minyak, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengurasan minyak.

Berdasarkan pengamatan terhadap kelakuan fasa campuran antara fluida reservoir dan fluida injeksi, maka dapat diklasifikasikan sebagai: emulsi fasa bawah, mikroemulsi (emulsi fasa tengah), emulsi fasa atas, makrooemulsi, dan endapan. Dalam fasa campuran yang membentuk mikroemulsi, merepresentasikan kondisi pendesakan terbaur (miscible displacement). Sedangkan dalam fasa campuran yang membentuk emulsi fasa atas atau fasa bawah, merepresentasikan kondisi pendesakan tak terbaur (immiscible displacement). Kelakuan fasa campuran tersebut, sangat dipengaruhi oleh: salinitas air pelarut, jenis dan konsentrasi alkohol, suhu, jenis dan konsentrasi surfaktan serta jenis minyak.
untuk lebih lengkap, silahkan download link berikut ini: http://www.mediafire.com/?nxdkg465o4h77s3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar