Senin, 18 April 2011

DASAR-DASAR ENHANCED OIL RECOVERY (EOR)

Lapangan hidrokarbon setelah sekian lama diproduksikan akan mengalami penurunan produksi karena force/tenaga untuk mengeluarkan fluida ke dalam sumur sudah semakin berkurang. Berkurangnya tenaga pendorong bisa terlihat dengan dipasangnya pompa atau gas lift pada sumur sembur alam (natural flow) yang tidak dapat mengalir dengan sendirinya. Begitupun sumur pompa atau gas lift yang lambat laun akan menjadi kering. Untuk menambah pengurasan lapangan dan drive force, dikembangkan teknik-teknik yang kemudian disebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR) atau Improved Oil Recovery (IOR). Selanjutnya akan dibahas jenis-jenis teknik EOR.

I. INJEKSI AIR (WATER FLOOD)
Injeksi air merupakan salah satu metoda EOR yang paling banyak dilakukan sampai saat ini. Biasanya injeksi air digolongkan ke dalam injeksi tak tercampur.
Alasan-alasan sering digunakannya injeksi air ialah:
- Mobilitas yang cukup rendah
- Air cukup mudah diperoleh
- Pengadaan air cukup murah
- Berat kolom air dalam sumur injeksi turut menekan, sehingga cukup banyak mengurangi besarnya tekanan injeksi yang perlu diberikan di permukaan; jika dibandingkan dengan injeksi gas, dari segi ini berat air sangat menolong.
- Air biasanya mudah tersebar ke seantero reservoir, sehingga menghasilkan efisiensi penyapuan yang cukup tinggi.
- Effisiensi pendesakan air juga cukup baik. sehingga harga Sor sesudah injeksi air = 30% cukup mudah didapat.

Gambar Pattren Water Flooding

Pemakaian injeksi air sebagai meloda untuk menaikan peralehan minyak dimulai pada tahun 1880 setelah John F. Carll menyimpulkan bahwa air tanah dari lapisan yang lebih dangkal dapat membantu produksi minyak. Secara tidak sengaja, hal telah terjadi sebelum di Pennsylvania opada tahun 1865. Tujuan Injeksi air
adalah mengimbangi penurunan tekanan reservoir dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir.

II. INJEKSI AIR DITAMBAH ZAT-ZAT KIMIA TERTENTU
Setelah injeksi air telah maksimum diaplikasikan, terdapat beberapa cara untuk menambah efisiensi injeksi dengan cara menambahkan zat-zat kimia tertentu kedalam air injeksi yang akan diinjeksikan.
1. Surfactant
Surfactant berfungsi untuk menurunkan tegangan pcrmukaan, tekanan kapiler campuran polimer, alkohol, sulfonate), menaikkan efesiensi pendesakan dalam skala pori, mikropis.
2. Polymer
Polymer berfungsi untuk memperbaiki perbandingan mobilitas minyak-air. Untuk menaikkan efesiensi pengurasan secara luas, makrokopis. Sering dipakai berselang-seling dengan surfactant. Injeksi Polymer efektif untuk reservoir dengan viskositas minyak tinggi (sampai 200 cp).
Jenis-jenis polimer yang paling sering dipakai:
- polycrylamide
- polysaccharide
Gambar Sumur Injeksi Surfactant 

III. INJEKSI TERMAL
Injeksi termal dilakukan dengan menginjeksikan fluida panas yang temperatur jauh lebih besar jika dibandingkan temperatur fluida reservoir. Injeksi Termal berfungsi menurunkan viskositas minyak atau membuat minyak berubah ke fasa uap, juga mendorong minyak ke sumur-sumur produksi.
Jenis-jenis Injeksi termal antara lain:
1. Stimulasi uap (steam soak, huff and puff)
Yang diinjeksikan biasanya campuran uap dan air panas dengan komposisi yang berbcda-beda.
Gambar Thermal Oil Recovery

2. Pembakaran di tempat (In-situ Combustion)
Menginjeksikan udara dan membakar sebagaian minyak ini akan menurunkan viskositas, mengubah sebagian minyak menjadi uap dan mendorong dengan pendesakan gabungan uap, air panas dan gas.
3. Injeksi air panas.

IV. INJEKSI GAS CO2
CO2 mudah larut dalam minyak bumi namun sulit larut pada air. Karena itu beberapa hal yang penting dan berguna dalam proses EOR ketika minyak bumi terjenuhi oleh CO2 adalah :
1. Menurunkan viskositas minyak dan menaikkan viskositas air.
2. Menaikkan volume minyak (swelling) dan menurunkan densitas minyak
3. Memberikan efek pengasaman pada reservoir karbonat.
4. Membentuk fluida bercampur dengan minyak karena ekstraksi, penguapan, dan pemindahan kromatografi, sehingga dapat bertindak sebagai solution gas drive.
Mekanisme dasar injeksi CO2 adalah bercampurnya CO2 dengan minyak dan membentuk fluida baru yang lebih mudah didesak daripada minyak pada kondisi awal di reservoir.
Ada 4 jenis mekanisme pendesakan injeksi CO2 :
1. Injeksi CO2 secara kontinyu selama proses EOR.
2. Injeksi slug CO2, diikuti air.
3. Injeksi slug CO2 dan air secara bergantian.
4. Injeksi CO2 dan air secara simultan.

Gambar Injeksi CO2

Injeksi CO2 dan air secara simultan terbukti merupakan mekanisme pendesakan yang terbaik di antara keempat metode tersebut (oil recovery-nya sekitar 50%). Disusul kemudian injeksi slug CO2 dan air secara bergantian. Injeksi langsung CO2 dan injeksi slug CO2 diikuti sama buruknya dalam kemampuan mengambil minyak sekitar 25%). Agar tercapai pencampuran antara CO2 dengan minyak, maka tekanan di reservoir
harus melebihi MMP (Minimum Miscibility Pressure), harga MMP dapat diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium atau korelasi. Sumber CO2 alami adalah yang terbaik, baik dari sumur yang memproduksi gas CO2 yang relatif murni atau dari pabrik yang mengolah gas hidrokarbon yang mengandung banyak CO2 sebagai kontaminan. Sumber yang lain adalah kumpulan gas (stack gas) dari pembakaran batubara (coal-fired). Alternatif lain adalah gas yang dilepaskan dari pabrik amoniak. Desain yang dilakukan dalam injeksi CO2 ke reservoir minyak adalah menentukan banyaknya air yang digunakan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses pencampuran CO2 dengan minyak dapat berlangsung, menentukan kebutuhan CO2 yang akan diinjeksikan ke reservoir yang didorong oleh gas N2, menentukan tekanan injeksi (dipermukaan) CO2 ke reservoir yang tidak melebihi tekanan formasi.

V. PEMILIHAN METODA EOR
Dari beberapa metoda EOR yang ada, harus ditentukan metoda mana yang paling tepat yang sesuai dengan karakteristik reservoir. Besaran-bcsaran berikut yang harus diperhatikan dalam pemilihan metoda EOR:
- Kebasahan (Wettability) batuan
- Sifat-sifat batuan reservoir (petrofisik), seperti permeabilitas, porositas
- Jenis batuan (satu pasir, carbonatc dan lain-lain).
- Jenis minyak (viskositas).
- Tekanan temperatur reservoir, surfactant & polimer: T < 250°F
- Kegaraman air formasi.
- Saturasi minyak yang tersisa yang dapat bergerak
- Cadangan
- Kemiringan reservoir
- Ekonomi

By : Zulfikar



12 komentar:

  1. wah mantap ni tulisannya, ijin ngopi ya??? :D
    membantu skali untuk mengenal EOR.

    BalasHapus
  2. ya kron..makasi. semoga bermanfaat ya :)

    BalasHapus
  3. mm,, makasih banget ya,,
    tulisannya manfaat banget,,,

    BalasHapus
  4. saya mau tanya bagaimana perolehan minyak (produksi) sebelum dan sesudah menggunakan metode waterflood pada reservoir :
    a) batu pasir
    b) batuah carbonat
    c) batuan shale
    thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. @juang_gahalta : saya sedikit share tentang pertanyaan anda, coba diliat di www.mdpi.com/1996-1073/3/9/1529/pdf
      . semoga membantu..

      Hapus
  5. mas ada teori dasar tentang sumur injeksi surfactant gk??

    BalasHapus
  6. bang, istilah water injection dan water flooding sma atau ada bedanya?

    BalasHapus
  7. Assallamuallaikum
    Boleh kah saya di berikan bahan refrensi yang banyak mengenai EOR
    Klo boleh krmkan
    Agunk_x1@yahoo.co.id

    BalasHapus
  8. tentunya boleh mas agung... aktif saja mengunjung blog saya ini, insyallah akan ada banyak refrensi mengenai EOR

    BalasHapus
  9. Keren mas materinya. Ijin buat belajar :D
    Salam Sukses !!!

    BalasHapus
  10. data apa saja yg diperlukan utk peningkatan produksi minyak??
    jika menggunakan metode waterflood??

    terima kasih..salam

    BalasHapus